Kecerdasan otak
merupakan harapan, keinginan dan kebutuhan semua orang. Otak yang cerdas pada
dasarnya sangat ditunjang oleh kemampuan seseorang dalam memaksimalkan kerja
otak itu sendiri, sehingga otak mampu menyerap berbagai informasi yang diterima
untuk disimpan di memori otak. Dengan memaksimalkan kerja otak, berarti kita
memaksimalkan kapasitas otak kita. Kapasitas dan kinerja otak kita sebenarnya
lebih dahsyat dari tata surya. Berdasarkan penelitian, seumur hidup manusia
hanya sekitar 20% kapasitas otak yang digunakan, 80% lainnya belum diketahui.
Ini menguatkan indikasi keterkaitan antara kepikunan dengan optimalisasi otak
kita. Melihat kemampuan dan kapasitas otak yang luar biasa, wajar saja
kalau ada pernyataan bahwa tidak ada manusia yang bodoh. Kebodohan merupakan
hal yang terimplikasi oleh kemalasan. Artinya, orang yang merasa tidak cerdas,
sebenarnya bukan bodoh, melainkan kurang memaksimalkan kinerja dan kemampuan
otaknya.
Bila kita telaah,
optimasi otak berkaitan dengan kerusakan sel-sel otak dan penurunan fungsi
otak yang disebabkan oleh pola hidup kita sendiri. Misalnya kita jarang
atau bahkan mengabaikan hal-hal yang sebenarnya akan memperkuat daya ingat kita
seperti belajar, menghafal sesuatu, atau meningkatkan frekuensi membaca dan menulis,
serta kegiatan yang bersifat mensinergikan gerak tubuh dengan fungsi otak
seperti menari, memainkan alat musik atau kegiatan hobi yang sebenarnya
menyenangkan otak kita, sehingga kondisisenang ini dapat
memaksimalkan kerja otak kita.
Kemampuan otak manusia
akan optimal jika fungsi kerja saraf-saraf otak terhubung dengan baik.
Bergerak, bersuara, berpikir dan beristirahat merupakan bentuk aktivitas yang
dapat memaksimalkan kerja otak, sekaligus akan menormalkan fungsi kerja otak.
Artinya, pola hidup seimbang dan teratur merupakan perilaku yang dapat menjaga
otak kita. Sinergi antara gerak tubuh dengan otak, memperbaiki gaya hidup,
serta mengelola emosi merupakan cara memperlakukan otak dengan baik. Hal ini
dapat menjaga optimasi otak dan memperbaiki kerusakan sel-sel otak yang
menyebabkan kepikunan. Karena itu, beberapa cara sederhana berikut ini dapat
dilakukan untuk memaksimalkan kerja otak kita, serta menjaga otak kita dari
kepikunan.
1.
Biasakan
sarapan. Sarapan merupakan
energi untuk aktivitas kita. Dengan sarapan, berarti kita memiliki cadangan
energi agar tetap fit dalam beraktivitas. Kenyatannya, banyak orang
menyepelekan sarapan. Padahal, tidak mengkonsumsi makanan di pagi hari
menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya
masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak. Karena
itu pula, di bulan puasa kita dianjurkan untuk bersantap sahur. Tujuannya, agar
ada cadangan energi untuk melakukan aktivitas selama seharian berpuasa. Nutrisi
otak tidak hanya belajar dan menghapal, tapi juga makanan yang akan mentimulasi
saraf-saraf kerja otak agar bekerja secara maksimal. Selain sarapan,
mengkonsumsi makanan penambah daya ingat seperti minum teh dan pegagan juga
sangat membantu asupan nutrisi otak.
2.
Hindari
terlalu banyak makan. Mengontrol nafsu makan
sama pentingnya dengan mengontrol emosi. Terlalu banyak makan akan mengeraskan
pembuluh otak. Dalam jangka waktu tertentu, pengerasan pembuluh otak biasanya
menuntun kita pada menurunnya kekuatan mental. Terlalu banyak makan biasanya
mengundang kantuk. Terlalu sering tidur umumnya berarti sering membuat
otak tidak terpakai alias libur. Lama-lama otak menjadi tumpul, banyak lupa dan
bisa saja menyebabkan kemunduran mental dan pikun. Tidak salah kalau Rasulullah
SAW mengajarkan untuk makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang karena
perut yang terlalu penuh terisi makanan akan melemahkan pikiran, sehingga
fungsi kerja otak tidak maksimal.
3.
Menghindari
Merokok. Selain berbahaya untuk
jantung, paru-paru dan mengganggu fertilisasi, merokok juga berakibat
sangat mengerikan pada otak kita. Merokok menyebabkan otak kita bisa
menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya. Ih…serem….Dengan menyusutnya
otak dan hilangnya fungsi otak, kita rawan Alzheimer (pikun), apalagi di masa
tua kelak. Bahaya merokok gak main-main, baik untuk perokok aktif maupun pasif.
Kandungan nikotin berpengaruh besar terhadap kerusakan organ-organ tubuh
manusia, termasuk otak kita.
4.
Hindari
mengkonsumsi gula berlebihan. Terlalu banyak mengkonsumsi gula bisa meningkatkan risiko
berbagi penyakit, seperti diabetes. Bagi otak, terlalu banyak asupan gula akan
menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan
perkembangan otak terganggu. Protein berguna untuk kecerdasan dan ketajaman
daya ingat, sehingga jika asupannya terganggu, daya ingat akan melemah dan
kurang konsentrasi. Sebaiknya, konsumsi gula sesuai kebutuhan tubuh saja,
berimbang dengan kandungan gizi makanan lainnya. Sesuatu yang terlalu atau
berlebihan memang tidak baik untuk kesehatan fisik, psikis dan otak kita.
5.
Mewaspadai
dan menghindari polusi udara. Saat ini memang cenderung sulit menghindari polusi udara karena
polusi udara sudah merambah ke hampir tiap sudut wilayak negeri. Tetapi paling
tidak kita harus bisa mengantisipasi dan mengurangi risiko terkena polusi itu.
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Jika terlalu lama
berada di lingkungan dengan udara yang penuh polusi akan membuat kerja otak
tidak efisien. Logikanya, kita pasti merasa tidak nyaman ketika berada di
lingkungan berpolusi, sesak, bau dan sebagainya. Dalam kondisi seperti ini,
kita juga akan sulit mengoptimalkan pikiran dan memusatkan perhatian karena
perasaan tak nyaman itu.
6.
Tidur
dan istirahat yang cukup.
Tidur tidak sekedar mengistirahatkan tubuh, tetapi juga mengistirahatkan otak,
khususnya serebral korteks. Serebral korteks ini adalah bagian otak terpenting
atau fungsi mental tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualisasikan
dan membayangkan, serta menilai dan memberikan alasan sesuatu. Bila kita sering
melalaikan tidur akan membuat sel-sel otak banyak yang mati kelelahan.
Memaksakan otak bekerja keras tanpa istirahat sama dengan membunuh banyak
sel-sel otak kita. Menurut penelitian, 24 jam saja kita tidak tidur, maka akan
muncul gejala gangguan mental serius, seperti cepat marah, kehilangan memori,
berhalusinasi dan berilusi. Ini merupakan reaksi dari kelelahan otak yang
disebabkan pula lelahnya otot atau fisik kita karena tidak tidur. Jika sudah
begini, jangankan memaksimalkan kerja otak, mengontrol emosi pun akan lebih
sulit.
7.
Tidur
dalam gelap tanpa menutupi kepala. Ketika tidur, sebaiknya ada sirkulasi udara yang lancar.
Biasakan untuk meminimalkan penggunaan lampu agar tercipta suasana kegelapan
yang alami. Kegelapan ternyata bisa membantu mengatasi kelelahan tubuh dan
pikiran kita, sehingga produksi hormon melatonin optimal. Hormon melatonin
bermanfaat untuk menjaga irama tubuh dalam pengaturan tidur, meningktkan
imunitas tubuh, membantu relaksasi otot, meningkatkan mood dan
menghilangkan ketegangan pikiran. Membiarkan kepala terbuka saat tidur sama
dengan menyerap asupan hawa yang penting untuk sirkulasi otak kita. Sebaliknya,
menutupi kepala ketika tidur merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya.
Karbondioksida yang diproduksi selama tidur akan trkonsentrasi, sehingga otak
tercemari. Lama-lama otak menjadi rusak.
8.
Jangan
berpikir terlalu keras ketika sakit. Saat sakit, tubuh sedang mengalami penurunan kemampuannya.
Bekerja keras, berpikir keras atau memaksakan belajar ketika kondisi tubuh
sedang tidak fit akan berpengaruh terhadap daya otak kita. Jika dipaksakan,
kerja otak menjadi tidak efektif dan bisa merusak sel-sel otak. Karena itu,
para ahli medis sering menyarankan agar jangan banyak pikiran ketika sakit.
Tujuannya, supaya kerja otak kita yang tidak optimal saat sakit tidak terlalu
terbebani. Organ-organ tubuh manusia memiliki kelemahan, sehingga perlu
dipulihkan dan diberi kesempatan untuk rehat (relaksasi). Berdoa dengan khusyuk
merupakan cara terbaik yang bisa menumbuhkan penyerahan dan kepasarahan diri,
serta ketenangan jiwa dan pikiran, sehingga bisa mempercepat proses
penyembuhan. Koneksi spiritual dengan Sang Pencipta sangat berpengaruh terhadap
kesehatan fisik dan psikis seseorang. Semakin sering kita bermunajat dan
berserah kepada-Nya, semakin dekat kita dengan Dzat Yang Maha Menyembuhkan.
Kedekatan ini yang akan membuat pikiran kita semakin positif , sehingga otak
kita juga rileks dan cepat pulih.
9.
Meningkatkan
stimulasi otak. Berpikir adalah cara
terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir justru membuat otak menyusut
dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. Kontinyuitas berpikir yang baik terjadi
ketika kita tetap belajar. Agama memberikan petunjuk yang sempurna dan
bijaksana tentang ini. Manusia diwajibkan menuntut ilmu dari buaian hingga
liang lahat. Artinya, kita wajib belajar sepanjang usia kita. Belajar tidak
harus selalu diasumsikan dengan sekolah karena banyak sumber belajar yang
sederhana dan mudah dijalani. Membaca buku-buku yang bermanfaat, membiasakan
membaca Al-Qur’an setiap hari, serta menjalankan ibadah dengan khusyuk
merupakan kegiatan belajar yang positif. Membaca dapat meningkatkan kemampuan
daya ingat dan konsentrasi. Membaca Al-Qur’an merupakan energi positif bagi
otak dan hati kita karena yang dibaca adalah pedoman dan tuntunan hidup yang
mengarahkan daya pikir dan daya hidup kita ke jalan kebaikan dunia dan akhirat.
Otak yang terstimulasi dengan energi positif akan bekerja secara positif dan
maksimal, serta akan menghasilkan pemikiran-pemikiran positif, sehingga
kepikunan dan kerusakan otak bisa dicegah.
10.
Melakukan
pembicaraan yang bermanfaat.
Ngobrol, bercerita, curhat atau melakukan percakapan ternyata memiliki
efek positif pada otak. Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada
kerja otak yang dipicu oleh proses berpikir yang baik. Sharing masalah
dengan orang yang tepat juga bisa menstimulasi otak kita untuk berpikir solutif
dan terkontrol karena masukan yang tepat akan membuat wawasan berpikir kita
semakin kaya. Dengan banyak menerima informasi yang berbeda, memori otak juga
semakin terlatih, menyimpan dan menyalurkan informasi tersebut dengan terarah.
Otak juga bisa jenuh kalau hanya terkurung dalam kebisuan dan menerima
informasi yang monoton. Memanfaatkan kemampuan bicara kita untuk menerima dan
menyampaikan hal yang bermanfaat baik untuk otak dan hubungan sosial kita.
Mengikuti kegiatan sosial juga dapat menjadi sarana untuk melakukan pembicaraan
dan kegiatan yang bermanfaat, sehingga keuntungan sosialisasi didapat, otak pun
tidak cepat rusak.
11.
Menulislah. Selain bicara, otak juga dapat dioptimalkan
fungsi kerjanya dengan menulis. Menulis ekspresif seperti menulis
diary atau menulis kronologis seperti menulis biografi, serta menulis ilmiah
akan meningkatkan daya kerja otak. Membaca, berpikir dan menulis merupakan
rangkaian stimulus otak yang komplit. Ketika menulis, otak kiri dan kanan kita
ikut bekerja, sehingga keseimbangan fungsi otak tetap terjaga dan daya ingat
kita terasah untuk mengolah ide menjadi kata dan bahasa yang dituangkan dalam
kalimat-kalimat di tulisan kita. Saat ini, media menulis sudah semakin
berkembang, menulis di blog bisa menjadi salah satu alternatif
menulis dan sharing informasi dengan orang lain. Selain otak kita terasah, perasaan
dan pemikiran kita tersalurkan juga bisa meluaskan hubungan sosial kita. Insya
Allah jauh deh dari pikun.
12.
Olahraga
teratur. Olahraga penting untuk
menjaga kebugaran tubuh dan mengaktifkan fungsi-fungsi organ tubuh. Jika
koordinasi antarorgan tubuh terjalin dengan baik, maka asupan nutrisi juga
lancar, sehingga tidak hanya tubuh yang fit, tetapi juga otak yang “cling”.
Saat ini dikembangkan kegiatan olahraga yang berfungsi mengaktifkan fungsi
kerja otak agar tergindar dari kepikunan. Istilahnya GLO (Gerak Latih Otak)
atau biasa disebut senam otak. Inti dari senam otak ini ialah meredakan
ketegangan, peregangan saraf dan otot, pengaturan nafas, serta pemusatan
konsentrai. Kita juga dapat melakukan olahraga ringan seperti jogging, dan
catur. Sebagaimana diungkapkan Ahli Geriatri dari Montefiore Medical
Center, Dr Gary Kennedy bahwa mengerjakan teka-teki
silang, bermain catur atau belajar bahasa bisa bermanfaat untuk meningkatkan
fungsi kerja otak, sehingga terhindar dari demensia dan Alzheimer.
13.
Relaksasi
dan Rekreasi. Rekreasi merupakan
salah satu kegiatan relaksasi otak dari kepenatan. Rekreasi ke tempat-tempat
yang menyenangkan, atau rekreasi dengan melakukan kegiatan seputar hobi bisa
membuat otak rileks. Perasaan suka dan bahagia yang dirasakan ketika rekreasi
ini akan menstimulasi kerja otak kita, sehingga pikiran lebih segar dan tidak
mumet.
14.
Beribadah
dengan khusyuk. Berdzikir, berdoa dan
shalat dengan khusyuk akan meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan kemampuan
memusatkan perhatian. Kedua hal ini merupakan pilar sekaligus akar daya ingat
yang akan menjaga keseimbangan memori dan fungsi otak Kegiatan ibadah seperti
dzikrullah dan shalat merupakan aktivitas fisik dan jiwa yang mampu
menenggelamkan seorang hamba pada kepasrahan karena hati dan pikiran terpaut
hanya kepada Yang Maha Sempurna. Secara spiritual, shalat khusyuk dan
dzikrullah memberikan efek konsentrasi dan relaksasi hati juga pikiran kita
karena kita memasrahkan raga dan jiwa kepada Yang Memiliki kita. Segala
persoalan hidup, harapan dan kebutuhan tersampaikan dalam hubungan vertikal
yang dalam. Menenangkan jiwa, menumbuhkan spirit dan menanamkan optimis akan
kekuatan Maha. Kesadaran, kepasrahan dan konsentrasi spiritual inilah yang
mampu menjaga otak dari kepikunan karena kita selalu ingat akan Dzat yang
menciptakan kita.
Perlakukan otak kita dengan
baik karena pada dasarnya, kepikunan merupakan penyakit yang bersumber dari
kerusakan otak yang disebabkan ketidakseimbangan pola hidup kita. Sebagai organ
penting, seharusnyalah otak dijaga, disinergikan dengan tubuh, hati dan jiwa
kita, serta dipelihara kondisinya karena otak sangat menentukan kelangsungan
hidup dan kualitas hidup kita sebagai makhluk Allah SWT yang memiliki bantuk
paling sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar